Azwan Nurkholis : Menjawab Tantangan Zaman

Belakangan berita-berita di televisi menyiarkan tentang kasus wilayah Indonesia yang dengan terpaksa harus kita relakan menyandang status bukan lagi termasuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Atau masalah budaya bangsa yang diaku pihak asing sebagai budaya mereka. Kasus yang menandakan betapa rendahnya tingkat kepedulian pemimpin bangsa ini terhadap kondisi internal daerah pimpinannya. Sementara di sudut lain masalah korupsi, penyelewengan dana yang dialami oleh Bank Century, kasus suap di tubuh pegawai negeri sipil atau yang sampai saat ini mengganggu kesabaran kita adalah kisah Cicak dan Buaya yang semakin tidak jelas ujung pangkalnya.
Perilaku-perilaku pejabat teras negara serta para politikus yang tidak terpuji semakin lama semakin membuat gerah masyarakat dan kian menggerus kepercayaan masyarakat akan sistem pemerintahan yang ada. Parahnya lagi saat ini didapati bahwa warga negara begitu banyak yang apriori terhadap politik akibat tingkah oknum-oknum tersebut. Ini yang berbahaya ketika mulai bertambahanya barisan yang berasumsi bahwa politik itu kotor dan lain sebagainya hingga akan banyak orang yang masa bodoh terhadap masalah yang beredar di sekitar. Inilah yang kemudian menjadi salah satu tantangan besar bagi zaman yang kian dinamis.
Kampus yang seringkali disebut-sebut sebagai miniatur sebuah masyarakat adalah tempat paling strategis untuk membangun, melakukan proses ideologisasi, serta menjaganya agar tetap utuh. Disinilah langkah tepat untuk membangun kesadaran berpolitik serta urgensinya. Kehidupan aktivis mahasiswa beserta pernak-perniknya dapat menjadi titik tolak bagi penyiapan generasi yang unggul yang dapat menjawab tantangan zaman. Proses pembentukan dan penjagaan ideologi itu dapat dicapai lewat keterlibatan mahasiswa pada organisasi mahasiswa. Ketika membicarakan masalah organisasi, tidak akan terlepas dari sosok seorang pemimpin yang handal dalam memimpin roda aktivitasnya. Yang mampu menajdi motor lahinta generasi bangsa yang peka dan responsif terhadap kondisi bangsa. Pemimpin yang memiliki keteladanan sehingga upaya melahirkan generasi tangguh untuk melawan arus menjadi kian memiliki penguatan. Pemimpin yang cerdas, berani mengambil tanggung jawab untuk berteriak menyambungkan suara-suara rakyat, tangguh, dan jujur yang nantinya dapat mwujudkan tujuan dari keberadaan mahasiswa. Diatas semua itu tentunya pemimpin yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai religius sebagai wujud pengabdian kepada pemilik kekuatan hakiki.
Maka tanpa ragu lagi Azwan Nurkholis adalah sosok yang hadir untuk menjawab tantangan zaman. Dengan segala permasalahannya, Azwan Nurkholis akan akan hadir sebagai sosok problem solver yang siap memberikan segala solusi yang dibutuhkan. Segala persyaratan untuk terbit menjadi pemimpin akan dipenuhi oleh Azwan.
Melakukan upaya penyadaran politik pada masyarakat mengingat kedudukan mahasiswa yang luwes dan lincah masuk pada lapisan struktural manapun. Memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Memperkuat kembali sendi-sendi dinamisasi mahasiswa sebagai barisan penggerak peradaban serta menyatukan kekuatan-kekuatan mahasiswa yang terserak hingga menjadi satu imperium yang dapat menjadikan fungsi mahasiswa sebagai kontrol sosial dapat berjalan sebagaimana mestinya seperti yang kita ketahui pernah terjadi di tahun 1998 ketika mahasiswa dapat menghancurkan sebuah rezim kala itu.
Dan sekali lagi....hadirnya Azwan sebagai calon ketua BEM FISE yang akan kembali memperkuat peran FISE sebagai basis gerakan sosial, politik, dan ekonomi yang berpengarush hingga tataran nasional. Dan Azwanlah jawaban bagi tantangan-tantangan tersebut.
HIDUP MAHASISWA INDONESIA....!!!
VOTE FOR AZWAN
*The willingness to be better FISE

 
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses
Leave a Reply